Tentang di

Yaa Tuhan!! Pekikku tak sabar. Meloncat-loncat dalam kepungan nada. Heii, bahkan huruf-huruf di tanganku bersorak sorai. Musik cinta, huruf-huruf cinta yang merangkaikannya, sempurna.

Aku tertawa melihatnya bertingkah. Gesekan biola itu benar-benar membiusku. Manyun? Oh, lupakanlah itu. Bahkan saat ini aku tersenyum, lebar, sangat lebar malah. Barangkali laki-laki di sebelahku ini menganggapku tidak waras. Whatever… ternyata, selalu begitu sederhana menemukannya dan akan selalu seperti itu.

Percik-percik air itu mencuri pembicaraanku, tentang dia. Halaman pertama, selalu ada keajaiban dalam hidupmu, begitu tulisnya. Oh, tentu, akulah magnetnya, bisikku padanya kemudian terkekeh memandangi senja. Namun, sesaat kemudian irama berganti dan aku memilih diam.

Masih aku.
Halaman kedua, kau akan menemukanku sepertimu, begitu tulisnya. Aku tertawa. Terpesona. Antara mengiyakan atau menyangkalnya. Tiba-tiba dihentikanlah langkahnya. Diam.

Halaman tiga? Tanyaku.
Kau membisu. Tanpa aksara di tubuhmu.

Aku panik. Sedetik, dua detik, dimana dia? di wajahmu? Wajah secangkir kopi,
Dimana dia? Aku mulai merajuk, kesal.
di punggungmu? Sama seperti wajah kopimu, legam..
Dimana dia? Aku menatapnya. Terpesona lagi.

Ya, kau benar, aku menemukanmu sepertiku. Tentang dia dalam peluk awalan, tentang dia dalam peran predisposisi. Tentang dia, diamana? dia sini,dia hatiku.

Dalam tumpukan aksara menjelang gulita, sepotong senja untuk Na 🙂 24 aug 2013